24 Mar 2015

KARKAS #132: MEMORI

Lewat malam kelmarin, aku ditidurkan dengan suaramu lagi yang mengucapkan, "Mimpikan aku, sayang. Moga-moga malam ini aku bisa mendapatkan kamu di ruang mimpiku juga".

Aku tersenyum saat teringat gelak manjamu yang tidak habis-habis mentertawakan kisah lucu di wayang tempoh hari. Bahagianya kamu ketika itu aku fikir bukan cuma digeletek lucu saja, aku juga bisa melihat ekor matamu asyik melirik ketawa kecilku. Dan bila mata kita bertaut, ketawa kita segera mati, pantas aku tersipu malu lalu berpura-pura menatap skrin kembali. Saat itu aku mula merasakan cinta aku kepadamu bercambah, tidak terlalu banyak, namun tidak juga terlalu nipis.

Kemudian kita berjalan keluar dari panggung dengan sedikit rasa getaran di dada. Sengaja aku biarkan satu dua saat kita dicuri sang bisu, supaya getaran itu tidak terlalu ketara kedengaran. Asyik sekali waktu itu.

Orang bilang, apa pun dalam hidup biarlah bersederhana, lebih-lebih lagi bila ianya melibatkan cinta. Tenang aku katakan dari dalam hati, aku mencintaimu duhai kekasih. Namun biarlah rasa ini kekal diam tidak bersuara, cukup cuma bunyinya saja kuat ketika aku meraup mukaku usai memohon kepada Tuhan, agar Kamu tenang di sana.


Dan tetaplah suaramu yang terakhir itu menjadi peneman aku selamanya. 

***

No comments:

Post a Comment